Sudah semenjak ribuan tahun yang lalu, daun dari tanaman tembakau, Nicotiana tabacum, digunakan oleh manusia, entah untuk dicampur dalam makanan sebagai penyedap rasa (mesir kuno), maupun untuk dikunyah dan dihisap baunya dalam prosesi suci (Aztec, Inca). Daun tembakau merupakan elemen utama untuk membikin sebatang rokok.
Berdasarkan literatur yang ada, Tembakau pernah kali ditemukan dan dibudidayakan di tempat Amerika Utara. Seiring dengan penemuan kreatif dan penaklukan benua baru oleh orang-orang Eropa, tembakau bahkan menempuh daratan eropa dan walhasil menyebar hingga ke seluruh dunia. Pada mulanya, terutama di masa dark-age di Eropa, sebab ketidaktahuan, tembakau bahkan digunakan sebagai obat untuk menuntaskan beragam penyakit. Beruntunglah kita yang hidup di masa sekarang. Seiring perjalanan waktu dan banyaknya studi yang dilakukan, kita dapat lebih banyak mengenal manfaat dan kerugian dari tembakau ini.
Saya ingat, seorang sahabat yang merasa betul-betul gugup sebelum memberikan presentasi. sesudah mengisap rokok sebagian batang, beliau merasa betul-betul hening dan presentasi bahkan berjalan betul-betul lancar. Kenapa dapat semacam itu? Simpel saja, mengisap rokok maupun mengunyah tembakau dapat membikin seseorang merasa “feel good” dan relaks. Langsung, kenapa mengisap rokok dapat memunculkan rasa nyaman? Dari semacam itu banyak bahan kimia yang terkandung dalam sebatang rokok, ada satu yang betul-betul menarik perhatian. Anda benar, Nikotin. Zat inilah yang mewujudkan seluruh good feeling dan rasa nyaman disaat seseorang mengisap rokok. Tidak heran, habis sepuntung, tangan kita bahkan dengan nyamannya menyalakan puntung berikutnya.
Di tulisan ini, mari kita bahas tentang nikotin dalam sebatang rokok dan bagaimana zat hal yang demikian dapat mempengaruhi tubuh kita.
Apa itu Nikotin ?
Nikotin(C10H14N2) merupakan senyawa organic alkaloid, yang lazimnya terdiri dari Karbon, Hydrogen, Nitrogen dan kadang-kadang juga Oksigen. Senyawa kimia alkaloid ini memiliki efek kuat dan bersifat stimulant kepada tubuh manusia. Figur lain dari senyawa alkaloid ini contohnya, Kafein. Bagi pencinta kopi, tentu dapat merasakan effek stimulant dari kafein ini dikala meminum secangkir kopi di pagi hari.
Fokus Nikotin lazimnya sekitar 5% dari per 100 gram berat tembakau. Sebatang rokok lazimnya mengandung 8-20 mg Nikotin, meski tentu saja, betul-betul bergantung pada merk rokok hal yang demikian. Jika anda perokok, ketahuilah, tubuh kita menyerap 1mg Nikotin untuk satu batang rokok yang dihisap.
Baca juga Manfaat Vitamin A untuk Kesehatan Tubuh
Nikotin dalam tubuh manusia
Layaknya zat additive lainnya, ada sebagian metode bagi Nikotin untuk terserap dalam tubuh manusia, merupakan via:
Kulit
Paru-paru
Mucous membranes (maaf, saya tidak tau bahasa indonesianya, tapi figur mucous membrane contohnya pada bagian dalam mulut, atau lapisan dalam hidung kita)
Sesudah terserap via salah satu metode diatas, Nikotin akan masuk ke dalam system peredaran darah menuju ke otak dan diedarkan ke seluruh system tubuh.
Mengisap, atau cara kerja inhalasi, merupakan metode yang paling umum dan tercepat bagi Nikotin untuk terserap dalam darah. Paru-paru kita mengandung banyak alveolus. Alveolus merupakan semacam kantung kecil, tempat terjadinya pertukaran antara udara kumal dan bersih yang kita hisap. Sesudah berada dalam system peredaran darah, Nikotin dengan pesat akan hingga ke otak, dan bereaksi dengan sel-sel otak sehingga terciptalah perasaan nyaman hal yang demikian. Dibutuhkan 5-15 detik sesudah sesudah hisapan pertama bagi Nikotin untuk bereaksi dalam tubuh (otak) kita. Dalam satu kali mengisap rokok, kaprah-kaprah 0,031 mg Nikotin yang akan ketinggalan dalam tubuh manusia.
Bagaimana tubuh memproses Nikotin ?
Di dalam organ hati, enzyme yang disebut CYP2A6 akan mencerna sekitar 80% nikotin akan menjadi Kotinin.
Proses metabolisme Nikotin terjadi juga di dalam paru-paru. Disini, Nikotin akan diubah menjadi Kotinin dan Nikotin oksida.
Kotinin dapat dikeluarkan via air kemih. Itulah kenapa, air kemih seorang perokok akan memunculkan bau yang betul-betul tajam. Kotinin memiliki waktu paruh 24 jam. Artinya, 24 jam sesudah mengisap rokok, zat kotinin dalam tubuh akan tersisa setengahnya.
Nikotin yang tersisa dalam darah, juga akan disaring di dalam ginjal dan akan dikeluarkan via air kemih.
Tingkat metabolisme Nikotin dalam tubuh setiap individu dapat berbeda satu sama lain. Seseorang yang memiliki kelainan pada enzyme CYP2A6, akan membikin organ hati menjadi kurang tepat sasaran dalam mencerna Nikotin. Alhasil, kadar Nikotin dalam darah masih berada pada tahapan yang tinggi. Perokok dengan kelainan fungsi enzyme ini, lazimnya mengisap rokok lebih sedikit tapi merasakan efek Nikotin yang lebih besar dari perokok lain pada lazimnya.
Efek dari Nikotin
Nikotin betul-betul mempengaruhi dan dapat mengubah fungsi otak dan tubuh kita. Nikotin membikin si perokok merasa relaks dan kemuadian merasa lebih energik dan bermotivasi, atau sebaliknya. Efek ini umum diketahui sebagai biphase effect. Tak, semakin sering seseorang mengisap rokok, akan semakin merasa ketagihan dan bertambah pula dosis yang akan kita gunakan.
Saat seseorang menghisap sebatang rokok, nikotin akan diserap dalam tubuh (darah), diringi dengan pelepasan Adrenalin dan pemblokade-an hormone insulin. Adrenalin lebih diketahui sebagai hormon “Fight or Flight”. Jika anda mencintai film horror, atau betul-betul menyenangi dengan roller-coaster, pasti betul-betul terkenal sekali dengan efek Adrenalin ini, yang juga akan anda alami dikala mengisap rokok:
* Denyut jantung yang betul-betul pesat
* Meningkatnya tekanan darah
* Tarikan nafas yang berat dan pesat
Saat Adrenalin dilepas tubuh kita bahkan akan melepaskan cadangan glukosa ke dalam darah. Kemudian, insulin akan memerintahkan sel tubuh untuk menyerap kelebihan glukosa dalam darah. Efek ini sering disebut sebagai hyperglycaemic, merupakan tingginya kadar gula dalam darah. Inilah alasan kenapa dikala mengisap rokok, seseorang tidak merasa lapar dan akan tahan untuk tidak makan selama berjam-jam. Lebih banyak dijumpai perokok yang berbadan kurus dibandingi perokok yang kelebihan berat badan.
Dalam bentang panjang, Nikotin dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, mengakibatkan si perokok, meski sudah lama berhenti mengisap rokok, betul-betul rentan kepada serangan jantung dan stroke. Ini sebagai akibat dari rusaknya pembuluh arteri dalam darah, yang salah satu fungsinya, mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh.
Di dalam otak, sebagai tanggapan kepada Nikotin, otak akan memerintahkan tubuh untuk membikin zat endorphin lebih banyak lagi. Endorphin merupakan senyawa protein yang lebih tepat disebut sebagai body’s alami pain killer. Struktur kimia Endorphin tidaklah jauh berbeda dengan painkiller kelas atas seperti morphine. Endorhpin dapat membikin seseorang merasa relaks dan euphoria. Sesekali, mengisap rokok (endorphin) dapat menstimulus sex anda. Seumpama, saya teringat dikala nge-date. Tiba-tiba si cewek meminta rokok. Alasannya, dia merasa lebih hot dan panas dikala mengerjakan kekerabatan sex sambil menghisap rokok.
Para peneliti setuju bahwa Nikotin merupakan salah satu zat addiktif yang membahayakan. Zat ini memenuhi dua efek sekaligus:
Psikologis – Seseorang perokok, sebab ketagihan, tetap akan mengisap rokok dan mengisap rokok, meski betul-betul tahu akan bahaya mengisap rokok bagi dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Fisiologis – Para spesialis syaraf mengucapkan, sebab mengisap rokok men-stimulasi system syaraf sehingga si perokok merasa nyaman dan relax, karenanya si perokok akan mengulanginya lagi dan lagi demi mendapatkan perasaan nyaman hal yang demikian
Tak, efek Nikotin berbanding lurus dengan dosis yang digunakan. Sesudah sebagian lama mengisap rokok, seseorang akan via batas toleran, artinya, kalau sebelumnya butuh 1 batang rokok perhari untuk merasa nyaman, karenanya, sesudah mengisap rokok selama satu bulan, dia akan membutuhkan 2 batang rokok per hari untuk merasakan kembali perasaan nyaman hal yang demikian dan bertambah di bulan berikutnya.
Langsung, apa yang terjadi, dikala seorang perokok tiba-tiba berhenti mengisap rokok lantas? Saat mengonsumsi Nikotin, fungsi otak dan tubuh akan berubah, menyesuaikan diri sebagai kompensasi atas adanya efek yang ditimbulkan oleh Nikotin. Sebagai figur, otak akan menyesuaikan diri, memperbanyak atau mengurangi jumlah sel syaraf reseptor akibat dari adanya Nikotin. Saat berhenti mengisap rokok, efek fisiologis ini tetap ketinggalan dalam otak. Alhasil, tubuh (otak) bereaksi dan tidak dapat berfungsi dengan bagus selayaknya dikala Nikotin masih berada dalam tubuh. Lazimnya, seseorang yang mencoba berhenti mengonsumsi Nikotin, akan mengalami gejala berikut:
* Irritabilitas, lazimnya menjadi lebih sensitif dan gampang marah
* Gampang khawatir dan merasa depresi
* Dan tentu saja, keperluan yang betul-betul-betul-betul betul-betul kepada Nikotin
Dalam sebagian bulan pertama semenjak berhenti mengonsumsi Nikotin (baca: mengisap rokok), gejala dan efek fisiologis akan berkurang sedikit demi sedikit. Namun, bagi seorang perokok, satu hari tanpa rokok, ibarat tertikam jarum neraka. Itulah kenapa, cuma kurang dari 3% yang sukses untuk benar-benar tidak mengisap rokok lagi.
Tidak perlu diperdebatan lagi, dari tinjauan kesehatan, mengisap rokok memiliki lebih banyak sisi negatifnya, seperti dapat memunculkan kanker paru-paru dan emphysema Emphysema merupakan kerusakan kronis pada kantung udara di paru-paru (alveolus), dimana kantung-kantung hal yang demikian membesar dari ukuran normal sehingga menjadi kurang fleksibel. Alhasil, menarik nafas menjadi lebih sulit dan paru-paru bahkan rentan kepada infeksi. Satu puntung rokok, mengandung puluhan zat membahayakan. Dan Nikotin bersama zat-zat lainnya hal yang demikian, sangatlah bersifat karsinogenik.
Jadi, kalau memang tidak dapat berhenti mengisap rokok, karenanya ada baiknya berhati-hati. Setidaknya, janganlah mengisap rokok di tempat umum atau di depan orang banyak dan si kecil-si kecil. Jika anda tidak peduli dengan diri sendiri, setidaknya, pedulilah kepada orang-orang di sekitar anda yang betul-betul anda cintai.