Covid-19

Cara Isoman Yang Baik Dan Benar

Cara Isoman Yang Baik Dan Benar

Edmilibandmp – Orang yang dinyatakan positif COVID-19 berdasarkan hasil tes antigen atau PCR dan tidak bergejala atau bergejala ringan diwajibkan untuk menjalani isolasi mandiri di rumah maupun pusat isoman. Tindakan ini dilakukan untuk memutus rantai penularan virus Corona.

Selama menjalani isolasi mandiri, penderita COVID-19 tidak disarankan untuk meninggalkan rumah selama setidaknya 10 hari, terhitung sejak gejala muncul pertama kali. Selain itu, penderita COVID-19 juga dianjurkan untuk menjaga kesehatan fisik dan mentalnya.

Setelah dikonfirmasi positif COVID-19 dan konsultasi dokter, apa yang harus dipersiapkan sebelum isoman di rumah?

Cara Isoman Yang Baik Dan Benar

Nomor kontak dokter

Selain membekali pasien dengan obat dan vitamin, biasanya dokter akan memberikan nomor kontaknya. Sehingga, pasien mudah berkonsultasi melalui telepon atau WhatsApp, dan kondisi pasien selalu terpantau. Nomor kontak dokter sangat berguna untuk menangkal isu-isu yang sering beredar di group chat. Ketika isoman, akan banyak orang menyarankan berbagai macam hal pada pasien. Sebisa mungkin, konsultasikan hal-hal tersebut kepada dokter, terutama makanan dan minuman yang dikonsumsi. Jangan terpengaruh dengan hoax.

Baca juga : Aturan Masuk Indonesia Tanpa PCR Bagi WNI-WNA Jika Sudah Vaksin Lengkap

Alat kesehatan

Termometer. Cek dan catat suhu tubuh sendiri minimal dua kali sehari pada waktu yang sama, laporkan catatan suhu tubuh kepada dokter secara berkala.

Oximeter, alat untuk memantau kadar saturasi oksigen dalam tubuh. Normalnya, oximeter akan menunjukkan angka di atas 95. Jika oximeter menunjukkan angka 95 atau lebih rendah, segera kontak dokter dan RS.

Alat kesehatan lain yang disesuaikan dengan komorbid, misalnya pengukur tensi darah atau gula darah.

Jika tidak memiliki oximeter, kenali tanda-tanda bahaya pada tubuh pasien (emergency warning signs). Beberapa tanda tersebut di antaranya:

  • Terasa berat saat menarik nafas
  • Frekuensi tarik nafas lebih dari 20 kali per menit)
  • Dada terasa sakit, dan/atau batuk disertai sesak
  • Demam yang tidak turun setelah mengonsumsi obat turun panas dan obat-obatan lain
  • Bibir dan ujung jari berwarna biru atau ungu.
  • Tidak bisa makan dan minum
  • Dukungan keluarga, komunitas dan teman

Jangan takut atau malu untuk memberitahu keluarga, komunitas, dan teman-teman jika terdiagnosis positif COVID-19 dan menjalani isoman. Pasien akan membutuhkan bantuan langsung berupa makanan dan obat-obatan, juga bantuan moril.

Tas berisi kebutuhan darurat

Sebaiknya pasien menyiapkan tas berisi barang-barang kebutuhan darurat jika tiba-tiba harus pergi di RS, antara lain:

  • KTP dan fotokopinya
  • Kartu BPJS dan fotokopinya
  • Kartu berobat di RS langganan
  • Baju ganti
  • Peralatan yang bisa menemani selama di RS, seperti buku atau gadget.

Apa saja obat yang harus dikonsumsi selama isoman?

Dokter akan memberikan obat tergantung kondisi masing-masing pasien. Setiap obat memiliki manfaat serta efek samping.

Kebutuhan setiap pasien pun berbeda. Jangan beli obat sendiri, apalagi menyontek obat penyintas COVID-19 orang lain. Jangan pula mengonsumsi obat berdasarkan testimoni. Jangan juga membeli antibiotik tanpa resep dokter.

Dianjurkan untuk minum vitamin, terutama vitamin C dan D walaupun jangan terus-menerus. Sumber vitamin yang utama tetap dari sayuran dan buah-buahan.

Bagaimana dengan kebersihan pasien COVID-19 selama isoman?

Penting sekali menjaga kebersihan pasien, terutama dengan memperhatikan dua hal berikut:

Pencucian baju dan peralatan makan pasien

Jika masih mampu melakukannya, pasien diharapkan mencuci pakaian dan peralatan makan sendiri. Jika tidak mampu melakukannya, perhatikan hal-hal berikut:

  • Orang yang membantu mencucikan baju atau peralatan makan harus selalu menggunakan sarung tangan dan masker
  • Selesai mencuci, segera buang sarung tangan dan cuci tangan dengan sabun.
  • Jangan mengibas cucian baju dan seprei karena droplet akan menyebar.

Sampah pasien COVID-19

Sampah yang dihasilkan oleh pasien COVID-19 masuk ke dalam kategori sampah medis yang tidak boleh dicampur dengan sampah biasa dan harus dibuang setiap 12-24 jam.

Untuk itu, penting sekali melaporkan kepada Ketua RT bahwa di lingkungan terdapat pasien COVID-19 yang sedang isoman. Seharusnya, Ketua RT akan melapor ke Kelurahan, yang akan membagikan kantong sampah berwarna kuning untuk menandai sampah medis. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran COVID-19 di lingkungan RT.

Jika tidak tersedia kantong plastik sampah berwarna kuning, KawalCOVID19 mengimbau pasien dan keluarga pasien untuk selalu menyemprotkan desinfektan pada kantong sampah sebelum dibuang dan diangkut oleh petugas kebersihan dan menutup rapat kantong sampahnya agar isinya tidak berceceran.

Cara Melakukan Isoman yang Benar

Meski tidak bergejala atau bergejala ringan, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan selama menjalani isoman untuk mempercepat proses pemulihan, yaitu:

1. Perbanyak istirahat

Menurut penelitian, tidur dan istirahat yang cukup dapat meningkatkan imunitas. Tidur nyenyak juga dapat meningkatkan kemampuan sel darah putih dalam melawan infeksi virus.

2. Konsumsi obat dan vitamin

Selain beristirahat yang cukup, jangan lupa untuk mengonsumsi obat dan vitamin yang diresepkan oleh dokter selama isoman. Ikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi obat dan vitamin, baik dosis maupun cara penggunaannya, agar efektivitas obat dan vitamin tersebut optimal.

3. Usahakan tetap aktif bergerak dan lakukan olahraga ringan

Jangan biarkan isolasi mandiri menghambat Anda untuk melakukan aktivitas fisik, terutama bila Anda tidak mengalami gejala. Olahraga atau aktivitas ringan justru akan membuat tubuh terasa bugar dan cepat kembali sehat.

Ada beberapa jenis olahraga yang dapat Anda lakukan selama menjalani isoman, seperti latihan peregangan dan pernapasan. Meski demikian, hindari atau batasi olahraga jika Anda mengalami sesak napas, demam, lemas, atau nyeri otot.

4. Konsumsi makanan dan minuman bergizi

Satu hal yang tidak kalah penting ketika menjalani isoman adalah mengonsumsi makanan dan minuman bergizi. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyarankan penderita COVID-19 untuk mengonsumsi makanan tinggi serat, buah-buahan, sayur-sayuran, serta makanan yang mengandung protein selama isoman.

Tak hanya itu, WHO juga menyarankan untuk minum air putih yang cukup, tidak mengonsumsi minuman beralkohol, serta mengurangi asupan garam, gula, dan lemak.

Lalu, kapan pasien COVID-19 bisa dinyatakan bebas dari isoman?

Menurut WHO dan CDC, virus COVID-19 sudah tidak berkembang biak setelah 10 hari. Jadi, jika pasien COVID-19 sama sekali tidak memiliki gejala, isoman selama 10 hari sudah cukup. Pada hari ke-11, pasien COVID-19 sudah bisa dinyatakan bebas dari isoman.

Tapi jika pada masa isoman muncul gejala, maka waktu isolasi tersebut ditambah 10 hari lagi sejak hari pertama gejala muncul, bukan dihitung sejak pertama kali dikonfirmasi positif COVID-19.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *