Penyakit Refluks Gastroesofagus: Gejala, Penyebab, dan Sistem Mengobati – Penyakit refluks gastroesofagus atau Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) merupakan penyakit gangguan pencernaan kronis yang disebabkan oleh terganggunya fungsi otot sfingter esofagus. Jadi, dikala otot sfingter esofagus ini melemah, asam lambung akan naik ke atas menuju esofagus.
Asam lambung yang terus-menerus naik bisa menyebabkan esofagus mengalami iritasi di sekitar dindingnya. Penyakit GERD berisiko besar mengenai seseorang yang mempunyai berat badan berlebih, hamil, orang maag, dan lain sebagainya.

Pengertian Penyakit Refluks Gastroesofagus
Penyakit refluks gastroesofagus merupakan sebutan dari penyakit GERD. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyakit ini terjadi dikala asam lambung berulang kali naik ke atas, sehingga bisa mengiritasi lapisan esofagus.
Berdasarkan Indonesia Cancer Care Community, esofagus merupakan komponen dari saluran pencernaan, bentuknya berupa saluran yang menghubungkan kerongkongan dengan lambung. Esofagus berlokasi di belakang trakea (batang tenggorok) dan di depan tulang belakang.
Ukuran dari esofagus pada umumnya merupakan 25-33 cm dan diameter 2 cm.
Pada sebagian kasus, kebanyakan seseorang yang mengalami penyakit GERD merupakan orang-orang yang tidak mempunyai pola makan yang baik, seperti sering terlambat makan, mengonsumsi makanan pedas, dan lain sebagainya. Apabila tidak ditangani dengan serius, penyakit GERD ini bisa berkomplikasi menjadi penyakit yang lebih serius.
Menyadur web Mayo Clinic, berikut ada sebagian komplikasi dari GERD yang perlu untuk diwaspadai, di antaranya:
- Nyeri dada
- Peradangan pita suara
- Luka di kerongkongan
- Penyempitan kerongkongan
- Batuk asma
Baca juga: Sistem Pakai Baby Plus yang Perlu Ibu Kenal
Penyebab Penyakit Refluks Gastroesofagus
Penyakit GERD bukan gangguan kesehatan yang terjadi tanpa ada sebab, sebaliknya, penyakit GERD disebabkan oleh berbagai macam hal. Berdasarkan Gleneagles Singapore, GERD bisa disebabkan oleh sebagian hal, merupakan:
- Penyakit tertentu, umpamanya sindrom Zollinger-Ellison dan skleroderma (gangguan jaringan ikat)
- Peningkatan produksi gastrin, suatu hormon yang membatasi pelepasan asam perut
- Obesitas atau kelebihan berat badan
- Kehamilan
- Penerapan obat tertentu seperti aspirin
- Pertambahan umur
- Berbaring atau tidur sesudah makan
- Tak memberi jeda antara makan dan tidur
- Merokok dan mengonsumsi alkohol serta kopi
- Terlalu sering mengonsumsi makanan yang bisa memicu asam lambung, seperti gorengan, makanan asam, dan makanan pedas
- Makan terlalu banyak dalam sekalian
- Makan porsi besar atau makan terlambat pada malam hari
Gejala Penyakit Refluks Gastroesofagus
Ketika mengalami GERD, ada sebagian gejala yang bisa dinikmati, salah satunya merupakan sesak napas yang hebat di sekitar dada dan nyeri pada ulu hati.
Apabila ada pengidap yang baru menikmati penyakit ini, mungkin banyak yang berpendapat bahwa ini merupakan penyakit maag. Sedangkan, kedua penyakit ini mempunyai gejala yang berbeda jauh.
Supaya bisa memahami lebih terang gejala-gejala dari penyakit refluks gastroesofagus, berikut beritanya, seperti yang dikutip dari web My Cleveland Clinic, di antaranya:
- Tenggorokan perih yang terus berlanjut
- Rasa nyeri dan tidak nyaman di dada atau ulu hati
- Suara parau dan serak
- Dilema pernafasan, seperti batuk dan asma
- Perut yang terasa kembung
- Kerusakan pada gigi yang diakibatkan oleh naiknya asam lambung
- Kesusahan menelan sebab adanya benjolan atau makanan yang tersangkut
- Rasa pahit atau asam di sekitar mulut
Sistem Mengobati Penyakit Refluks Gastroesofagus
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, penyakit refluks gastroesofagus ini bisa menyebabkan sebagian komplikasi. Oleh sebab itu, untuk mengobati penyakit refluks gastroesofagus, berikut sebagian cara yang bisa dikerjakan, seperti yang dikutip dari John Hopkins Medicine.
1. Mengkonsumsi obat antasida
Antasida merupakan obat yang diterapkan untuk meredakan gejala pengaruh sakit maag atau penyakit asam lambung. Penerapan obat antasida ini juga bisa diterapkan sebagai obat tunggal atau dikombinasikan dengan obat lainnya.
Beberapa obat yang termasuk ke dalam golongan antasida, seperti kalsium karbonat, magnesium karbonat, aluminum hidroksida, dan lain sebagainya.
2. Perbuatan operasi
Apabila GERD kian parah, dokter akan menyarankan untuk menjalankan perbuatan operasi. Pada umumnya, berikut sebagian perbuatan operasi yang bisa diterapkan, merupakan:
Fundoplikasi, mencegah naiknya kembali asam lambung ke kerongkongan. Operasi ini memakai alat laparoskop yang ujungnya dilengkapi dengan kamera kecil untuk mempermudah dokter memperhatikan kondisi saluran pencernaan pasien.
Perangkat LINX, prosedur penanganan magnet pada tempat batas kerongkongan dan lambung. Tujuannya untuk memperkuat katup sfingter esofagus agar tidak kendur dikala menutup, tetapi tetap bisa terbuka untuk membiarkan makanan masuk.
Sistem Mencegah Penyakit Refluks Gastroesofagus
Penyakit GERD memang bisa menyerang siapa malah, baik itu buah hati kecil atau orang dewasa. Untuk menghindari hal hal yang demikian, ada sebagian langkah pencegahan yang bisa dikerjakan.
Berdasarkan web Medical News Today, berikut cara mencegah penyakit refluks gastroesofagus.
Berhenti merokok
- Mengatur makanan berlemak
- Jangan langsung terbaring sesudah makan, tunggu kaprah-kaprah satu jam sebelum melaksanakannya
- Menjaga berat badan agar tetap ideal
- Makan dengan porsi yang lebih kecil
- Tidur dengan posisi kepala lebih tinggi
- Jangan makan sambil tiduran