Vitamin D sering kali digadang-gadang sebagai nutrisi terbaik untuk mencegah Covid-19. Tapi, dua studi teranyar justru menemukan fakta yang berbeda.
Sebuah uji klinis teranyar menyuarakan bahwa efektivitas vitamin D untuk mencegah Covid-19 terbilang kecil. Penelitian yang dilaksanakan di Inggris ini memberikan asupan vitamin D dosis tinggi dan pada 3.100 orang. Partisipan dikenal berasal dari golongan orang dengan kekurangan vitamin D.
Berdasarkan penulis studi Adrian Martineau, suplementasi vitamin D pada kedua dosis tinggi dan rendah tidak menurunkan risiko infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), atau risiko keparahan Covid-19 secara khusus.
Sementara itu, studi kedua dilaksanakan pada 34 ribu orang Norwegia. Mereka mendapatkan asupan minyak ikan cod dan plasebo untuk menguji imbas vitamin D pada pencegahan penyakit.
Minyak ikan cod sendiri secara natural mengandung vitamin D dosis rendah, bersama dengan vitamin A dan asam lemak omega-3.
Akhirnya sama, suplemen vitamin D tidak mencegah Covid-19 atau kasus infeksi saluran pernapasan atas yang serius.
Baca juga Kebiasaan Baik yang Sebenarnya Buruk Bagi Kesehatan Sebaiknya Dihindari
“Suplemen vitamin D tidak mencegah Covid-19, maupun kasus serius atau infeksi saluran pernapasan akut yang bergejala,” ujar penulis studi, Arne Soraas.
Kedua studi hal yang demikian dipublikasikan bersama-sama di British Medical Journal pada Rabu (7/9) lalu.
Vitamin D sendiri berfungsi untuk menolong tubuh menyerap kalsium dan fosfat, sehingga menjaga otot dan gigi tetap sehat. Tapi, vitamin D juga dikenal untuk menolong sistem kekebalan tubuh melawan bakteri dan virus yang menyerang.
Penelitian sebelumnya telah menampakkan bahwa kekurangan vitamin D dapat merusak sistem kekebalan tubuh. Sebagian penelitian juga menemukan suplemen vitamin D dapat mengurangi risiko infeksi virus pernapasan dan menenangkan reaksi berlebihan sistem kekebalan tubuh.
Martinue menegaskan bahwa tidak seperti vitamin C, vitamin D ialah vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin ini akan menyebabkan keracunan bila dikonsumsi dalam dosis yang betul-betul tinggi.
Di masa-masa permulaan pandemi Covid-19, para dokter mulai menyoroti orang-orang yang kekurangan vitamin D. Mereka disebutkan mempunyai risiko kematian imbas Covid-19 yang lebih tinggi.
Sontak, internet kemudian dibanjiri spekulasi bahwa asupan vitamin D dosis tinggi akan mencegah Covid-19.